Story and Art by BlackRose
Mark berjalan menuju halaman belakang rumah, sambil membawa secangkir coklat hangat. Tiba-tiba saja dia terkejut melihat seorang gadis berambut pendek duduk diatas tikar yang dibentangkan diatas rumput, “sedang apa kau disini?” Tanya Mark kepada Miley. Miley yang tersenyum kepada Mark menunjuk kearah langit malam yang gelap. “Lihat!” seru Miley kepada Mark, Mark heran karena tidak melihat apa-apa dilangit kecuali langit malam yang gelap. “Apa? aku tidak melihat apa-apa?” tanya Mark. “Lihat baik-baik” jawab Miley. Mark pun mencoba melihat langit malam dengan seksama, tetapi tetap tidak menemukan apa-apa, lalu Mark berjalan kearah Miley dan duduk disampingnya.
Miley pun sejenak terdiam sambil memandang kearah langit. Mark memerhatikan Miley yang tampak aneh, lalu melihat kearah langit, mencoba untuk melihat apa yang dilihat oleh Miley tetapi tetap saja tidak ada sesuatu dilangit itu. Mark pun menyeruput coklat hangatnya, lalu mengambil ponsel yang ada didalam kantong celananya. Jam sudah menunjukkan pukul 23.35 malam, Mark menghabiskan minuman hangatnya sedikit demi sedikit sambil menikmati angin malam. Angin malam terasa begitu sejuk, Mark mengajak Miley untuk masuk kedalam rumah, “ini sudah malam, sebaiknya kita masuk dan tidur.” Mark pun berdiri dan berjalan menuju pintu belakang rumah. Sesaat Miley berkata sesuatu kepada Mark “sungguh kau tidak melihat apa-apa?” tanya Miley kepada Mark. Mark pun terdiam mendengar pertanyaan Miley yang sangat aneh, dan lebih anehnya lagi, Miley tampak berbeda dari biasanya. Raut wajahnya terlihat pucat pasi dan datar. Mark merasa sangat aneh dengan perubahan Miley yang sebelumnya tampak baik-baik saja.
Mark pun mendekati Miley “Kau tidak apa-apa? sebaiknya kita masuk saja kedalam, lagipula sebentar lagi sepertinya akan hujan.” Memang benar apa yang dikatakan Mark karna angin sangat kencang sekali malam itu dan air pun mulai rintik satu persatu. Miley pun berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah. Miley benar-benar aneh saat itu, tetapi Mark tidak terlalu memikirkannya. Mark pun menutup dan mengunci pintu belakang rumahnya.
Mark berjalan menuju dapur, membuka pintu kulkasnya dan mengambil sebotol air putih dingin. Sesaat Mark menutup pintu kulkas, dia dikagetkan oleh sesosok yang berdiri dibelakang pintu kulkas yang ternyata itu adalah Miley. “Kau tau betapa terkejutnya aku, jantungku hampir copot karna aku mengira kau adalah hantu, sedang apa kau disini?” Tanya Mark dengan ekspresi yang terkejutnya. “Kau serius tidak melihat apa-apa tadi?” Miley menanyakan pertanyaan itu kembali kepada Mark. Mark merasa heran dan penasaran kepada Miley, Mark pun bertanya kembali kepada Miley “memang apa yang kau lihat tadi?.” Miley tak menjawab, tak lama dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan Mark. Mark pun mengikuti Miley tetapi hanya sampai didepan pintu kamar Miley, sebab Miley menutup pintu kamarnya begitu Mark berada masih di anak tangga.
Mark mengetuk pintu kamar Miley, berusaha mencari tahu maksud dari apa yang dilihat oleh Miley, tetapi Miley tidak menjawab apa-apa. Mark pun berhenti mengetuk pintu dan meninggalkan tempat tersebut. Mark berjalan menuju kamarnya, sesampai dikamarnya Mark langsung merebahkan dirinya diatas kasur. Mark melihat langit-langit kamarnya lalu melihat kearah luar jendela. Tak lama, Mark tertidur pulas.
Malam itu, angin begitu kencang dan hujan pun sangat deras. Tiba-tiba jendela kamar Miley terbuka menyebabkan angin dan hujan masuk kedalam kamar Miley, Miley yang saat itu tertidur spontan kaget dan langsung terbangun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela untuk menutup jendelanya agar angin dan air hujan tidak masuk dan membasahi lantai kamar Miley. Miley pun kembali kekasurnya dan berbaring diatas tempat tidurnya. Miley mencoba memejamkan matanya tetapi tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil dari luar kamar. Miley pun melihat kearah pintu, suara itu memanggilnya beberapa kali, dan ternyata itu adalah suara Ayahnya. “Ayah? Kenapa memanggil dijam segini?” Miley pun berjalan menuju pintu dan membuka pintu kamarnya. Miley melihat kearah sekelilingnya dan tidak menemukan apa-apa. Miley berjalan pelan-pelan mencari Ayahnya dan dia melihat ruang baca yang berada diujung koridor barisan kamarnya terang benderang bercahayakan lilin. Miley berjalan pelan-pelan dan dia melihat Ibunya sedang duduk membaca buku diatas sofa. “Ibu? Sedang apa ibu disini?” tanya Miley kepada Ibunya. “Ibu sedang membaca buku, bukankah kamu harusnya sedang tidur sekarang? Kenapa bangun?” tanya Ibunya kembali. “Tadi Ayah memanggilku Ibu, makanya aku terbangun, apa Ibu ada melihat Ayah tadi?” Miley bertanya kepada Ibunya dan Ibunya mulai terlihat aneh, “Ibu? Ibu? Kenapa? Apa Ibu lihat Ayah?.” Ibu Miley menjawab, “Miley dengarkan Ibu, sebaiknya kamu pergi ke kamar kamu sekarang juga” Ibu menarik tangan Miley dan membawa Miley menuju kamar Miley. Miley pun heran melihat Ibunya dan menarik tangannya kembali “Ibu? Ada apa?” Miley heran kepada Ibunya yang tiba-tiba saja menarik dirinya kedalam kamar. “Miley dengarkan Ibu, Ayah kamu sudah tidak ada, yang memanggil kamu bukan Ayah. Ingat, kamu jangan pernah membalas panggilannya, mengerti?!” Ibu Miley memegang wajah Miley dengan kedua tangannya, “sekarang kamu harus tidur.”
Ibu Miley menutup pintu kamarnya dari luar, Miley terdiam dan merasa bingung. Beberapa saat kemudian, dia tersadar kalau selama ini Ayahnya memang sudah tidak ada. Ya Ampun, kalau begitu siapa yang memanggilku tadi? tanyanya dalam hati. Miley pun kembali ke tempat tidurnya, dan memikirkan apa yang terjadi barusan, namun semua pemikiran itu lenyap bersama lelapan mata Miley.
Besok harinya, Miley terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Miley melihat kejendela kamarnya, sesaat teringat dengan kejadian semalam. Miley pun bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Miley berjalan menuruni tangga menuju kearah dapur. Dia mendapati Mark sedang mengoleskan selai diatas rotinya. “Kau sudah bangun?” tanya Mark kepada Miley. “Sudah” jawab Miley. “Hei, apakah kamu mau tahu tentang apa yang barusan aku alami semalam?.” Miley mengambil roti lalu mengoleskan selai diatas rotinya, Mark tiba-tiba terdiam dan menjawab, “tentang apa yang kau lihat semalam? Yah, aku mau tahu, sebab kau benar-benar sangat aneh semalam dan aku ketakutan, gara-gara kau aku jadi tidak bisa tidur nyenyak” jawab Mark penuh dengan kesal dan penasaran. “Hah? Aku melihat sesuatu? Melihat apa?” tanya Miley. “Serius kau tidak tau? Justru aku tidak tau kau melihat apa dilangit, kau melihat langit begitu lama dan kau menanyakan pertanyaan yang sama padaku berkali-kali apakah aku melihat sesuatu dilangit atau tidak, dan aku menjawab tidak, setelah itu kau sangat aneh, kau tidak seperti biasanya.” Mark menjelaskan begitu panjang lebar kepada Miley tentang apa yang terjadi semalam negitu juga tentang kejadian didekat pintu kulkas.
“Kau serius? Aku bahkan tidak keluar kamar sama sekali semalam.” Jawab Miley. “hah? apa? kau serius? Kau jangan menakuti aku, tidak tidak, aku tau kau berbohong, kau hanya menakutiku saja, iyakan?” Mark mulai merasa ketakutan. “Iya, aku serius, aku tidak enak badan semalaman, jadi aku berusaha untuk tidur seharian.” Miley tampaknya tidak berbohong, dan Mark meyakini itu. Dia mulai kesulitan menelan rotinya. Percaya tidak percaya dengan apa yang dia alami semalam. Lalu Mark bertanya kepada Miley, “ lalu, kau bilang tadi kau mengalami sesuatu semalam, lalu sesuatu itu apa?” tanya Mark penasaran kepada Miley. Miley pun mulai menjelaskan secara terperinci tentang apa yang terjadi dengannya semalam. Mark terkejut, dan secara tidak sengaja dia menjatuhkan rotinya kelantai. “Nah, untung ada Ibu yang memberitahuku, tapi aku sungguh penasaran siapa yang memanggilku?” tanya Miley. Mark pun mulai terdiam, wajahnya mulai berubah pucat. Mark pun makin merasa ketakutan. “Ayolah Mark, kenapa kau harus takut, yah aku juga takut sih, tapi aku lebih merasa terkejut saja, bisa-bisanya aku mengalami kejadian itu.” Miley mulai memakan rotinya, tak lama Mark bertanya kepada Miley “Miley, kamu serius dengan apa yang kamu ceritakan barusan?” “Untuk apa aku bohong? Aku serius” jawab Miley.
Mark pun mengambil rotinya yang jatuh dilantai dan mencoba mengambil nafas yang dalam. “Miley, Ayah dan Ibukan sudah tidak ada, kamu lupa kalau orangtua kita sudah meninggal akibat kecelakaan tahun lalu.” Tiba-tiba saja waktu seakan terhenti, penjelasan Mark membuat Miley sangat terkejut, spontan Miley tidak sengaja menumpahkan air minum yang ada didekatnya. “tunggu, tunggu sebentar” Miley mencoba mencerna penjelasan Mark. “Maksud kau, Ibu juga sudah tidak ada? Begitu?” tanya Miley. Mark mengambil kain lap dan mengelap air minum yang tumpah dilantai. “Apa yang kamu lihat semalam bukan Ibu, Aku benar-benar tidak tau kenapa kita berdua bisa mengalami kejadian aneh, mistis atau apalah sebutannya tadi malam, kau membuatku takut dan sekarang aku makin takut, kau berhasil” Mark menaruh gelasnya kedalam wastafel. “Sebaiknya aku harus pergi sekarang” Mark pun bergegas mengambil tas yang ada diatas meja makan. “Kau mau kemana?” tanya Miley. “Kelas melukis, hari ini aku ada jadwal mengikuti kelas melukis, aku pergi sekarang, kalau ada apa-apa kabari saja aku” jawab Mark. Mark pun akhirnya pergi.
To be Continue…
Next > https://blackrose10.home.blog/2020/06/15/santa-monica-dimension/