Santa Monica – Dimension

Story by BlackRose

Miley pun kembali kekamarnya. Dia duduk diatas tempat tidurnya menghadap kejendela sambil memikirkan kembali perkataan Mark. Miley merasa bingung, pusing dan mual. Dia pun menghela nafas dan membaringkan tubuhnya diatas kasur. Tak lama, ponselnya berdering diatas meja disamping tempat tidur. Miley segera mengambil ponselnya, dan dia melihat ada satu panggilan masuk. “Mark?” tanya Miley, Miley langsung menjawab panggilan dari Mark.

“Ada apa Mark?”

“Miley, aku lupa membawa alat-alat lukisku. Bisakah aku minta bantuanmu untuk mengantarkan alat-alat lukisku? Aku sudah berada didalam kelas, aku tak mungkin pergi begitu sajakan?!”

“Baiklah, dimana kau meletakkan alat lukismu?”

“Aku menyimpannya didalam kotak besi yang ada dibawah meja kamarku, kotak besi berwarna hitam.”

“Tunggu sebentar.”

Miley pergi menuju kamar Mark dan melihat kotak besi berwarna hitam dibawah meja “Oh ini dia, aku dapat.”

“Baguslah, bisakah kau antarkan sekarang? masih ada waktu sekitar 10 menit lagi sebelum kelas dimulai.”

“Oke, aku segera kesana.”

Miley mulai bersiap-siap, dia merapikan dirinya, memakai jaket serta topi dikepalanya. “Baiklah, saatnya aku harus pergi karna Mark sudah menunggu.” Miley segera menuju kelantai bawah, mengambil kunci mobil yang terletak didalam laci meja diruang tengah. Miley keluar dari rumahnya, mengunci pintu rumah dan memastikan rumah ditinggalkan dalam kondisi aman. Miley pun masuk kedalam mobilnya dan dia pun akhirnya pergi mengantarkan alat lukis Mark.

Dalam perjalanannya, Miley memutarkan lagu favoritnya didalam mobil. Miley juga ikut bernyanyi, menirukan suara sipenyanyi tersebut. Ditengah perjalanan, Miley menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh, kota yang biasanya ramai kini tiba-tiba terasa sangat sepi. Padahal toko-toko tersebut buka, tetapi seperti tidak ada satupun aktivitas dari orang-orang. Terasa sangat aneh, adapun orang hanya muncul 1-3 orang saja tapi itu tetap saja aneh. Tak lama, Miley sampai ditujuan. Miley menghubungi Mark, memberitahu bahwa dirinya sudah sampai. Miley menunggu sekitar 1-2 menit didalam mobil dan benar saja memang terasa sangat sepi. Mark pun keluar dari gedung dan menjumpai Miley, Miley melihat Mark keluar dan dia menurunkan kaca mobilnya, “Wah terimakasih sudah mengantarkan alat lukisku.” Mark merasa sangat senang, “ kalau tidak, percuma saja aku mengikuti kelasnya bukan?”. “Lain kali hati-hati, kamu terburu-buru karna ketakutan” jelas Miley. “Yap, aku bahkan sampai kepikiran pas dijalan tadi” kata Mark. “Oh iya Mark, apa kau tidak merasakan sesuatu? Kenapa suasananya sangat sepi disini, tidak seperti biasanya” tanya Miley. “Kau benar, aku juuga merasakan hal yang sama” jawab Mark.  “Ya sudahlah, kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa” Miley menaikkan kaca mobilnya. “Baiklah, sampai jumpa, hati-hati dijalan” Mark membalas.

Miley pun meninggalkan Mark dan berjalan pulang kembali kerumahnya, tetapi sebelum itu ia pergi kesatu toko yang ada didekat persimpangan jalan. Dia memarkirkan mobil pas disamping toko tersebut. Dia memasuki toko yang isinya menjual bahan-bahan sembako. Tiba-tiba saja, ada seorang pemuda berparas tampan, tinggi, berkulit putih dan berperawakan asia menghampiri Miley, “ada yang bisa saya bantu?” tanyanya. Miley terkejut karna pemuda itu muncul tiba-tiba dari belakangnya, “ohh, eemm emm,, a aku mau membeliii…” Miley berbicara gagap akibat rasa terkejut yang dialaminya karnasosok tampan yang menghampirinya. “Tunggu? Kau siapa? Dimana nenek yang biasanya menjaga toko ini?” tanya Miley. Pemuda itupun tersenyum, “saya cucunya.. baiklah perkenalkan aku Kim Felix”. “Oh halo Kimmm Felix? Tunggu, kau terlihat seperti orang Chinese, maksudku kau beneran cucu nenek pemilik toko ini, maksudku nenek itukan terlihat seperti orang Amerika, kau mengerti maksudku bukan?” Miley berusaha menanyakan sesuatu yang tidak menyinggung karna Miley takut disangka rasis. “Ah iya, aku mengerti. Tapi, aku bukan orang Chinese, aku dari Korea. Dan yah, nenekku memang dari Amerika tapi kakekku dari Korea” jelas Kim. “oh, aku mengerti” Miley menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu, ada yang bisa kubantu? Oh iya, sekarang ini nenekku sedang sakit jadi aku membantu menggantikannya” Kim menjelaskan lagi. “Oh benarkah? sayang sekali, semoga nenekmu segera membaik” Miley menghela nafas dan melanjutkan percakapannya “sebenarnya aku ada catatan list barang yang ingin aku belanjakan” Miley menyerahkan selembaran kecil catatannya kepada Kim. “Baiklah tunggu sebentar” Kim pun pergi meninggalkan Miley dan berjalan menuju tempat stok barang sedangkan Miley menunggu didekat kasir.

Miley mulai melihat sekelilingnya, memperhatikan desain didalam tokonya yang berkhas asia. Tidak seperti toko kelontong pada biasanya, toko kelontong yang ini seperti memiliki konsep yang unik, berlampukan warna merah yang dipasang disetiap sudut ruangan, tidak ada pencahayaan selain lampu merah tersebut. Terdapat lukisan Naga terbang disetiap dinding toko tersebut dan dekorasi bunga bongsai yang menghiasi setiap sudut ruangan. Dan stok barangnya tidak disusun di rak pada umumnya melainkan disusun didalam satu ruangan, sipembeli datang memesan barang dan sipenjual mengambil barang tersebut dan pembeli menunggu sipenjual mengambil barang pesanan sipembeli, cukup unik dan aneh(?) untuk ukuran toko kelontong pada biasanya. Tapi karna keunikan itulah banyak pembeli yang membeli barang di toko tersebut.

Beberapa saat kemudian Kim keluar sambil membawa barang pesanan Miley, “waw, pesananmu cukup banyak, aku sempat kebingungan tapi untung nenek sudah menandakan nama barang disetiap kotak stok barang” ujar Kim sambil tertawa kecil. “Ini untuk stok mingguan, biasanya aku dan kakakku belanja disini setiap minggunya” kata Miley. “Oh benarkah? Berarti kau pelanggan setia nenekku, aku bersyukur mendengarnya” kata Kim sambil tersenyum. “Baiklah, ini struknya” Kim memberikan struk total belanja kepada Miley, Miley mengeluarkan dompet yang ada dikantong celananya, mengambil uang untuk membayar  belanjaannya kepada Kim. “Baiklah, ini kembaliannya, terimakasih” Kim tersenyum ramah kepada Miley. Miley berusaha membalas senyuman Kim tetapi karna gugup jadi hanya bisa tersenyum sepintas saja. Miley pun kembali kedalam mobilnya, meletakkan belanjaannya dikursi belakang, lalu duduk dibangku setir dan melanjutkan perjalanan pulangnya.

Akhirnya, Miley sampai dirumahnya. Dia membuka pintu belakang mobilnya dan membawa semua belanjaanya yang cukup berat dan masuk kedalam rumah. “Hahhh, akhirnya selesai juga.” Miley menghela nafas dan dia pun beristirahat sebentar diatas sofa ruang tamu. Dia mengambil ponsel yang ada dikantong jaketnya. Dia memeriksa isi ponselnya tetapi tidak mendapati apa-apa didalamnya, tidak ada pemberitahuan pesan, e-mail bahkan telepon masuk. “Sepertinya aku harus mandi” Miley pun bergegas kekamarnya, melepaskan pakaiannya dan membaluti dirinya dengan handuk lalu berjalan keluar kamar menuju kamar mandi yang terletak disamping ruang baca. Seketika didepan ruang baca, dia mengingat tentang kejadian yang dia alami semalam.

To be Continue

Sebelumnya > https://blackrose10.home.blog/2020/06/10/santa-monica-that-night/

Selanjutnya > https://blackrose10.home.blog/2020/06/18/santa-monica-introduction/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s