Story by BlackRose
Miley memasuki kamar mandi, memutar keran shower dan mengaktifkan suhu medium hot water. Dia menggantungkan handuknya digantungan dekat pintu kaca shower. Dia berdiri dan begitu menikmati air hangat dari pancuran shower, dia merasa lebih rileks. Miley pun membersihkan tubuhnya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. 15 menit telah berakhir, Miley mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan kemudian mendekati meja cermin yang terletak disamping ruang shower. Miley berdiri didepan cermin, memperhatikan dirinya sejenak lalu membuka pintu rak cermin dan mengambil krim pelembab yang tersusun berdiri dibalik rak cermin tersebut. Miley mengoleskan krim pelembab diwajahnya dan juga diseluruh bagian tubuh seperti leher, tangan dan kaki. Setelah itu, Miley mengambil hairdryer disamping cermin tersebut untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Ritual membersihkan diri telah selesai, Miley keluar dari kamar mandi dan menekan tombol light off kamar mandi yang ada didinding di samping pintu kamar mandi. Miley berjalan melewati kamarnya menuju tangga kebawah, lalu kedapur dan membukakan pintu kulkas, mengambil sebotol air dingin dan menuangkannya kedalam gelas kosong lalu meminumnya dengan sekali teguk. “Hah, aku tak sadar kalau aku begitu haus” katanya.
Miley mengambil sebuah remote tv diruang nonton dan memencet tombol on. Miley membuka satu persatu siaran di TV. “Kenapa tidak ada tayangan yang menarik? Kenapa terlalu banyak drama sinetron dan berita yang membosankan?” Miley berbicara dengan nada sedikit kecewa. Miley mematikan TV nya, dia membaringkan dirinya diatas sofa lalu memandang kearah langit-langit ruangan tersebut. Bosan pikirnya. “Tunggu, dimana ponselku?” Miley merogoh kantong celananya “oh iya, aku meninggalkannya dimeja kamar.” Miley pun berdiri dan beranjak kekamarnya. Sesampai didepan pintu kamarnya, ketika ingin membuka pintu kamarnya, Miley mendengar suara dari dalam. Miley berusaha mendengar suara tersebut dari balik pintu, tetapi sayangnya suara itu tidak jterdengar dengan elas, Miley berusaha untuk mendengar lebih jelas dengan mennempelkan telinganya di pintu, tetapi sayangnya tetap tidak terdengar jelas. Dengan rasa penasaran, Miley dengan cepat-cepat membuka pintu kamarnya. Duaaakkkk, suara pintu yang terbuka dengan keras. Miley melihat kedalam kamarnya, tetapi anehnya kamar tersebut kosong, tidak ada siapapun. “Tidak mungkin, tadi jelas ada orang didalam sini” katanya. Miley berusaha mencari ‘seseorang’ dikamarnya dengan memeriksa kolong tempat tidur, sudut lemari dan meja dan didalam lemari, tetapi tidak ada siapapun didalamnya.
Miley pun duduk terdiam diatas tempat tidurnya, mulai kebingungan dan mencoba tetap tenang walaupun dalam hati terasa gelisah dan penasaran dicampur ketakutan. Dia menggaruk kepalanya sambil berpikir siapa yang dia dengar tadi. “Ini aneh, kenapa aku bisa mengalami hal-hal seperti ini? Aku tidak mungkin berhalusinasi? Tapi aku yakin ada seseorang didalam kamar ini tadi” Miley mulai bertanya-tanya kepada dirinya. Dia pun teringat akan tujuannya yaitu mengambil ponsel diatas meja kamar, “oh iya, aku hampir saja lupa.” Miley mengambil ponselnya dan mengeceknya. Tiba-tiba saja ada satu pesan masuk, ternyata itu dari Mark.

Miley mencoba memberitahu Mark tentang apa yang dia alami barusan. Tapi setelah dipikir-pikir, Miley enggan memberitahunya terlebih dahulu, “sebaiknya dia menikmati waktu bersama teman-temannya dulu” katanya. Jadi dia membalas pesannya dengan menjawab,

Miley pun mematikan ponselnya, berjalan kearah jendela dan membukakan jendelanya. Dia memperhatikan sekitarnya, melihat jalanan dan juga rumah-rumah tetangga. Benar-benar terasa sunyi pikirnya. Miley menghirup udara dan merasakan aroma lembab yang masih tersisa akibat hujan deras semalam. Miley sedikit merasakan kesepian, sedih, hampa, rasa sedikit takut tapi disisi lain merasakan ketenangan jiwa. “Apa sebaiknya aku ikut kelas yoga saja ya? sepertinya aku membutuhkan meditasi” katanya. Setelah menikmati waktu sesaat, Miley menutup kembali jendelanya dan merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Tak sadar, dirinya tertidur begitu saja.
To be Continue
Sebelumnya > https://blackrose10.home.blog/2020/06/15/santa-monica-dimension/
Selanjutnya > https://blackrose10.home.blog/2020/06/23/in-another-world/