
Sebenarnya kalau dipikir-pikir nih ya, setelah aku melakukan beberapa riset dan berkunjung ke beberapa tempat di kota Medan, ternyata Medan ini banyak sekali lho tempat-tempat bagus yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Tjong A Fie Mansion yang lokasinya ada dijalan Ahmad Yani yang ada didaerah Kesawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Sedikit cerita, sumber ini aku dapatkan disitus resmi Tjong A Fie Mansion yang bisa kalian kunjungi atau bisa klik aja link ini https://tjongafiemansion.org/ maka kalian akan langsung masuk ke halaman resminya. Di situs tersebut, mereka menggunakan bahasa Inggris (maklumlah ya, karna kan ini salah satu tempat wisata dan orang-orang bule kalau ke Medan biasanya pasti kesini), tapi tenang saja karna disitu juga ada terjemahannya kok (tapi gak semua)
Membahas sedikit sejarahnya nih ya, ini aku membahas berdasarkan situs resminya yang menggunakan bahasa Inggris (jadi aku terjemahin sedikit disini). Jadi, Tjong A Fie merupakan seorang pria yang lahir pada tahun 1860 di Guangdong, China. Singkat cerita, 17 tahun kemudian, dia dan saudara laik-lakinya datang ke Labuan Deli di Sumatera. Mereka berdua pun sukses membangungn bisnis yang mereka miliki. Mereka berdua menjadi orang yang sangat berpengaruh sebagaimana mereka memiliki hubungan yang dekat dengan orang-orang penting Belanda mpada masa itu dan juga memiliki hubungan yang dekat dengan Kesultanan Deli. Pada akhirnya, Tjong A Fie memiliki kerajaan bisnis pada masa itu, mulai dari properti, perkebunan, pertambangan, bank, hingga beliau pun diangkat sebagai Major de Chineezen di Medan dan memimpin pembanguna rel kereta api Medan-Belawan.
Cukup sekian dan terimakasih tentang pembahasan sejarahnya, lebih kurang kalian bisa langsung kunjungi situs resminya. Disni aku akan membahas kunjunganku ke Tjong A Fie untuk pertama kalinya. Sudah lama, aku memang dari dulu selalu penasaran dengan tempat ini, dan aku pun memutuskan untuk datang (sendirian lagi, hehe). Pertama kali aku masuk ketempat ini, awalnya aku sempat bingung juga buat markirin motor dimana. Jadi lucunya, aku markirin motorku pas dihalaman parkir Kama Hotel atau coffee shop Doppio.me, saking gak taunya aku ini markirin motornya dimana. Untungnya, tempatnya gak jauh dari tempat tujuan, jadi yah perlu jalan kaki sedikit. Yah, jujur jujur ajalah ya, namanya cerita pengalaman, ya apapun diceritakan.

Pada saat masuk, kita sudah disuguhi dengan pemandangan arsitektur bangunan lama yang sangat autentik. Sebenarnya, aku sering melihat-lihat tempat ini dari luar, ketika aku pas lewat saja. Tapi, untuk benar-benar masuk kedalamnya, ini adalah pertama kalinya bagiku. Saat aku berjalan dihalaman mansion menuju tempat pembayaran, terdapat dua orang yang sedang duduk menjagatempat pembayaran tersebut. Salah satu mas yang duduk bertanya kepadaku, “mana keretanya mbak? kok gak dibawa masuk?” Terdiam dong awalnya, tapi setelah itu aku tertawa, ternyata bisa dibawa masuk atuhh, oalah. Ya uda dong, gak masalah juga sih toh aman juga pikirku kalau di Kama Hotel kan, tapi lain kali kan sudah tau kalau didalam bisa markirin motor.
Tiket Mausuk Tjong A Fie Mansion Tempat Pembayaran Tiket Masuk Buku-buku yang tersusun yang bisa debeli Pintu Msuk Kedalam Kediaman
Balik lagi, pada saat masuk, kita harus membeli tiketnya seharga Rp. 35.000/orang. Oke sebentar, sebelum aku lanjut disini aku akan membahas sedikit tentang pandanganku dan pemikiranku yang sok tau ini tentang harga tiket yang ‘orang-orang’ bilang mahal dari tempat-tempat lainnya. Pada sat itu, kukira awalnya begitu, melihat yang datang tidak begitu banyak dan serame tempat-tempat yang aku kunjungi sebelumnya. Tapi, itu mengubahku pada saat aku memasuki dalam ruangannya. Oke, aku bisa bilang kalau ini gak mahal. Dengan berjalan-jalan kedalam, melihat-lihat setiap sudut ruangan, menjelajahi dan membaca setiap sejarah serta lukisan. Aku berpikir bahwa ini menyenangkan, dan aku merasa senang datang sendirian dan lebih senang karna tidak banyak orang.

Pada saat masuk kedalam, memang benar kalau aku gak salah, wkwkwwk (apa-apaan sih). Tempat ini bagus sekaliii, tak sabar langsung ku keluarkan alat pamungkasku yang selalu kubawa kemana-mana, yaitu kamera mirrorlessku tersayang. Sembari menikmati keindahan ruangannya, aku mengambil beberapa gambar yang sudah jelas untuk keperluan blog. Masa iya, aku menulis tapi fotonya comot dari internet, gak afdhal bagiku.
Didalam ruangan sebelah kanan pintu masuk, aku melihat beberapa dekorasi dan furniture yang tersusun sangat rapi dan bersih. Ada juga piano lama yang diletakkan di sudut ruangan. Ntah kenapa, ketika aku melihat piano ini, aku jadi teringat piano yang ada dirumah sepupuku, bentuknya sama dan warnanya aja yang beda, milik sepupuku berwarna putih. Selain itu, ada juga tempat duduk dengan ukiran yang cukup rumit tapi sayangnya gak bisa diduduki, terletak berada di kanan kiri pajangan bingkai yang cukup besar menghiasi dinding ruangan tersebut, dan beberapa dekorasi lainnya.
Piano Lama Yang Terletak di Sudut Ruangan Furniture dengan ukiran yang rumit Salah satu foto lama yang terpajang didinding ruangan
Di sebelah kiri ruangan juga tidak kalah menarik
Pada sisi kiri ruangan, disitu ada satu pintu masuk ruangan lainnya. Pada saat memasuki ruangan tersebut, mata ini sungguh-sungguh tidak bisa berkedip melihat betapa kerennya ruangan tersebut. Furniture-furniture yang tersusun diruangan tersebut, penataan ruangannya, apa-apa yang terdapat didalam ruangan tersebut, seketika aku merasa ada didalam dunia komik Black Butler. (Komik Black Butler merupakan komik karya Yana Toboso yang menceritakan kisah seorang pemuda berusia 13 tahun yang tinggal berdua dengan seorang butler yang merupakan seorang iblis disebuah mansion yang ada ditengah-tengah hutan di negara Inggris, komik ini dilatarbelakangi pada abad ke 19).

Cukup membuatku terpukau, tapi tidak hanya disitu saja. Setiap kita memasuki pintu disetiap sudut ruangan, kita akan dimanjakan dengan hal yang sama. Contohnya, ketika aku memasuki pintu yang ada disudut ruangan diatas, aku menemukan ruangan seperti ruangan kerja yang terisi oleh perabot/furniture antik.

Disisi lain, kita akan menemukan ruangan terbuka, yang menurutku ruangan ini merupakan ruangan yang bisa terhubung keruangan manaapun, dan juga diiruangan ini terdapat dua tangga yang bisa menuju kelantai dua mansion tersebut. Diruangan ini terdapat sebuah ruangan klenteng yang dibatasi sekat tali berwarna merah. Jadi buat pengunjung yang datang ketempat ini, ada beberapa ruangan yang tidak bisa dimasuki seenaknya, salah satunya tempat yang disekat ini. Menurutku tempat ini agak sakral ya, Jadi, siapapun yang datang ketempt ini, mohon etika nya agak dijaga, jangan berkata sembarangan, jagalah kebersihan, mengikuti aturan yang ada seperti tidak duduk diatas kursi/sofa, juga tidak mengambil apa yang bukan milikmu.

Tepat didepan tangga ini, terdapat sebuah ruangan yang merupakan kamar yang cukup besar dan panjang. Tetapi, karna tulisan artikel ini juga gak kalah panjangnya, jadi aku akan lanjutkan ceritanya dipart 2 , oke??!! wkwkwk, silahkan klik link dibawah ini!
Penulis : BlackRose | Gambar diambil oleh : BlackRose
Instagram : https://www.instagram.com/blackrose_f10/
Tulisanku lainnya :
https://blackrose10.home.blog/2020/11/18/melihat-lihat-kandang-buaya-di-medan/
Part 2 >> https://blackrose10.home.blog/2020/11/25/berkunjung-ke-kediaman-tjong-a-fie-di-kota-medan-part-2/