Dulu saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, mamaku sering membeli buku bekas untuk pelajaran sekolahku di Titi Gantung setiap pergantian tahun, terkadang ada beberapa buku yang sesuai dengan buku disekolah dan ada beberapa yang tidak. Buku-buku yang dijual pun sudah pasti harganya lebih rendah daripada buku-buku yang ada disekolah. Dan lebihnya lagi, buku-buku itu bisa ditawar harganya. Yah, biasalah kalau mamak-mamak belanja, tawar menawar gak terhindarkan. Jadi cerita punya cerita, aku tidak tau kenapa Titi Gantung bisa ‘pindah tempat’. Dulu awalnya Titi Gantung itu letaknya ada di jembatan Titi Gantung yang ada disamping stasiun Kereta Api Medan. Sekarang ini (aku tidak tau mulai dari tahun berapa, karna pada saat dipindahkan aku tidak tinggal diMedan) dipindahkan pas didepan/seberang Stasiun Kereta Api Medan atau tepatnya diatas lahan parkir Merdeka Walk.
Singkat cerita, aku datang bersama seorang temanku ke Titi Gantung. Kami berdua berencana ingin mencari buku dongeng khusus bahasa Korea. Karna aku dan temanku merupakan satu klub bahasa Korea, dan sudah mengikuti beberapa tahun. Kami rasa kami berdua perlu meningkatkan belajar kami. Tetapi, referensi yang kami miliki terbatas jadi kami berinisiatif mencari buku bacaan dengan tulisan hangeul (huruf korea) untuk kami bisa pelajari. Sayangnya, seharian kami mencari tapi tidak ada satupun toko yang menjual buku yang kami cari. Aku dan temanku pun akhirnya tidak menemukan apa yang kami butuhkan. Sangat disayangkan, padahal bahasa Korea sedang banyak diminati oleh orang-orang saat ini. Tetapi ditempat ini tidak ada yang menjual seperti itu. Adapun itu tetapi yang dijual adalah buku kamus Korea, atau buku percakapan sehari-hari. Bukannya kami tidak mau membeli yang seperti itu, yang begitu sudah ada dan bisa kita miliki di smartphone yang serba praktis dan gratis.

Terakhir, kami berdua tetap berjalan-jalan didalamnya. Dan kami menemukan buku-buku lain yang kami minati. Kebetulan temanku merupakan seorang guru musik dan juga musisi, jadi dia menemukan buku musik yang sangat dia sukai. Begitu juga dengan aku yang suka membaca buku tentang psikologi menemukan buku yang aku suka, aku juga menemukan novel fiksi yang aku suka, Sherlock Holmes. Kami berdua pun tetap membeli buku meskipun buku yang kami butuhkan tidak ada. Kami pun melanjutkan perjalanan kami menyusuri toko-toko yang lain. Jadi ceritanya kami berdua belum mau menyerahlah, hehe.

Pada saat penelusuran, aku memandang, memerhatikan kondisi didalam pertokoan tersebut. Jujur saja, aku sedikit tidak nyaman dengan tempat tersebut. Aku pun memberitahukan kepada temannku hal tersebut. Dan temanku juga merasakan hal yang sama. Kupikir, banyak hal yang sebenarnya harus diperbaiki Titi Gantung ini. Harusnya tempat yang menjadi pusat perbukuan dikota yang besar ini memiliki fasilitas yang bagus dan nyaman. Dan harusnya buku-buku yang dijual disni tidak hanya buku-buku sekolah, CPNS, kiat-kiat dan buku kamus saja. Sekarang ini, minat orang-orang sudah mulai berubah. Orang-orang lebih suka membaca buku tentang self-improvement, bisnis, psikologi dan buku-buku lainnya. Bukannya tidak ada buku-buku sepeeti itu ditempat ini, masalahnya buku-buku yang seperti itu kebanyakan buku-buku yang sudah lama sekali yang kalau kita baca rasanya baru 1-2 halaman setelah itu tutup buku, lempar. Bukan hanya itu saja, disini banyak sekali toko-toko yang kosong. Menurut aku, hal itu membuat tempat ini menjadi kurang menarik. Wajar saja bagiku jika pengunjung disini tidak banayk. Ada lagi kekurangan lain seperti banyak sampah berserakan, bangku-bangku dan meja yang tdiak terpakai tertumpuk disudut lahan. Toilet juga kurang bersih, dan tempat ibadah seperti Musholla pun juga sepertinya tidak diperhatikan.
Kupikir, Titi Gantung ini harus diperbaiki dan tingkatkan fasilitasnya, perlu diperhatikan juga. Yah, buat teman-teman yang membaca ini jika saudara/keluarga/teman/sahabat kalian memiliki usaha buku bekas diTiti Gantung, aku harap ini bisa jadi masukan buat kalian. Dan sebenarnya yang aku tulis tentang buku-buku apa saja yang diminati orang-orang kebanaykan sekarang ini, bisa menjadi masukan buat kalian yang memiliki usaha buku bekas di Titi Gantung dengan harapan kalian memiliki buku apa yang diinginkan banyak orang sekarang ini. Dan buat teman-teman yang diluaran sana yang ingin membuka usaha dan sedang mencari tempat, mungkin lokasi di Titi Gantung bisa menjadi salah satu lokasi pilihan, tapi balik lagi jenis usaha yang ingin kamu jalankan ya dan ditambah dukungan pemerintah untuk memperbaiki dan menambah fasilitas ditempat ini.
Ya sudah deh, itu saja yang ingin aku sampaikan dalam tulisanku kali ini. Aku harap dengan apa yang aku tulis tidak menyinggung pihak manapun, aku hanya berharap yang terbaik saja dan bisa menjadi informasi yang berguna buat kita semua. Kalau begitu sekian dulu kali ini sampai jumpa ditulisanku selanjutnya, byeee…
Bonus :

Nah, buat kalian yang lelah berjalan pastinya kan merasa haus dan lapar. Jangan khawatir karna didalam Merdeka Walk banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan minuman. Banyak macam dan variasi mulai dari bakso bakar, roti bakar, mie ayam, nasi goreng, sate semuanya ada begitu juga minummannya yang tersedia banyak macam. Harga disini juga tidak mahal kok, justru murah banget dari harga 5000 an kamu sudah bisa beli makanan yang ada disini. Pokoknya masih amanlah isi kantong, wkwkwkw.
Penulis : BlackRose | Gambar diambil oleh : BlackRose
Instagram : https://www.instagram.com/blackrose_f10/
Tulisanku lainnya >
https://blackrose10.home.blog/2019/11/19/bicara-itu-ada-seninya-oh-su-hyang/
https://blackrose10.home.blog/2020/11/30/iced-coffee-milk-with-palm-sugar/