Di sepanjang perjalanan menuju pulang kerumah, Miley hanya terdiam memandangi kaca mobil. Dia memikirkan kata-kata Kim pada saat diparkiran tadi, apa yang terjadi padamu bisa saja benar-benar terjadi atau tidak terjadi. Miley tampak gelisah dan dia pun menghela nafas. Apa aku cuman halusinasi atau mimpi, tapi yang kurasakan terasa nyata pikirnya. Mark memperhatikan Miley dari samping, “kau tampak gelisah, ada apa?” tanya Mark. Miley melihat ke arah Mark, dia ingin sekali memberitahu Mark soal tadi tapi dia mengurungkan hal itu lalu menyuruh Mark untuk fokus kejalanan “tidak apa-apa Mark, sebaiknya kau perhatikan jalanan didepan saja.” Mark pun memperhatikan jalan yang ada didepannya sambil menyetir mobil. Namun, dia pun sekali-sekali memperhatikan Miley yang hanya melihat ke arah kaca jendela mobil.
“Laki-laki tadi siapa?” tanya Mark. “Kim? dia laki-laki yang melayaniku saat aku belanja kebutuhan ditoko kelontong tempat biasa kita belanja,” jawab Miley. “Oh iya? pegawai baru?” tanya Mark kembali. “Tidak, dia cucu nenek pemiliki toko itu” jawab Miley datar. Mark meperhatikan Miley yang tidak seperti biasanya, Mark yakin pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran Miley. Tapi karna Miley tampaknya tidak bisa ‘diganggu’ , jadi dia hanya fokus menyetir mobil saja. Suasana begitu hening didalam mobil, Mark merasa canggung jadi dia memutuskan untuk memutar musik didalam mobil. Saat dia mencoba menyetel audio player, tiba-tiba saja seekor rusa berlari melewati depan mereka. Mark pun kaget dan mengerem mobilnya secara mendadak. Sontak kepala mereka terantuk dibagian depan mobil.
Rusa yang tadinya berlari melintas didepan mereka pun sudah tidak ada lagi, masuk kedalam hutan-hutan lebat yang ada dipinggir jalan. Mark merasa kesakitan memegang kepalanya, dia pun melihat kearah Miley. Miley juga merasakan hal yang sama dikepalanya. “Miley, kau tidak apa-apa?” tanya Mark panik. Dirinya takut jika terjadi apa-apa dengan kakaknya itu. Dia benar-benar panik melihat Miley yang kesakitan memegang kepalanya itu. “Tidak Mark, aku tidak apa-apa” jawab Miley. Miley memeperhatikan raut wajah Mark yang terlihat sangat panik.Seluruh tubuh Mark terasa bergetar, jantungnya berdegup kencang, sorot mata ketakutannya sangat terlihat, bagian punggung Mark terasa dingin sekali. “Mark, kau baik-baik saja?” Miley menanyakan keadaan Mark kembali. “Tidak,, aku baik-baik saja” jawab Mark sambil memegang kepalanya.
“Tadi itu apa?” tanya Miley. “Rusa” jawab Mark. Mereka berdua pun lihat-lihatan satu sama lain. Mereka mencoba menenangkan diri, lalu Mark kembali menghidupkan mobilnya melanjutkan perjalanan pulang kerumah. Mereka hanya terdiam di sepanjang perjalanan. Hingga pada saat dirumah, mereka pun langsung masuk kekamar masing-masing. Miley melepaskan jaket yang ada dibadannya dan menggantungnya dibelakang pintu kamarnya lalu membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Dia memegang kepalanya, masih terasa sakit tetapi tidak sesakit yang tadi. Dia ingat bagaimana ekspresi panik Mark saat dimobil tadi, tidak biasanya Mark seperti itu. Miley merasa khawatir dan memutuskan untuk memeriksa keadaan Mark. Dia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar menuju kamar Mark. Saat dia sampai didepan pintu kamar Mark, dia mengetuk pintu tetapi Mark tidak membukakan pintu kamarnya, bahkan Miley memanggilnya dari luar tetapi tidak ada jawaban dari Mark. Miley semakin merasa khawatir dan mencoba memutar gagang pintunya, tidak dikunci pikirnya.
To be Continue
Sebelumnya > https://blackrose10.home.blog/2020/07/07/santa-monica-kim-felix/