Menikmati Serunya Perjalanan ke Lokasi Wisata Religi di Langkat – Hari Pertama

Pada malam itu seperti biasa setiap kali tutup coffeeshop aku selalu membersihkan alat-alat kopi beserta seluruh ruangannya sampai larut malam. Maklum, pekerjaan yang dilakukan semuanya sendirian memang pastinya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Tapi, untungnya aku benar-benar menikmati pekerjaanku yang sekarang ini. Menjadi seorang pengelola sebuah usaha coffeeshop sekaligus menjadi barista fulltime bukanlah sebuah hal yang mudah, ditambah lagi kegiatanku yang lain yaitu menulis blog. Pasti membutuhkan kesabaran dan manajemen waktu yang tinggi untuk mengerjakan semuanya sekaligus. Sebenarnya ada beberapa tips bagaimana cara memanajemen waktu yang efektif agar semua pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus, tapi sayangnya aku gak akan membagikannya disini (hehe) karna ini bukanlah topik utama yang akan menjadi tulisanku kali ini. Seperti judulnya, tanpa aku jelaskan panjang lebar pasti teman-teman sudah bisa tau tulisan seperti apa yang akan aku bagikan. Yap, disini aku akan menceritakan kisah perjalananku menikmati wisata di Sumatera Utara yang konon katanya tempat ini dikenal akan keindahannya bahkan dijuluki sebagai ‘Surga yang Tersembunyi’ yaitu Tangkahan.

Sebenarnya perjalanan ini tidak kulakukan sendirian, melainkan aku bergabung dengan sebuah rombongan para wisatawan sekaligus bersama Tim Disbudparsumut (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara) untuk mengeksplor tempat wisata yang terletak di kabupaten Langkat ini. Singkat cerita, mengapa aku bisa ikut bersama mereka? kupikir ini adalah sebuah rejeki yang diberikan oleh Allah SWT kepadaku. Jadi, pada saat aku sedang membersihkan coffeeshopku, tiba-tiba saja seorang sahabatku yang bernama Me menelponku malam-malam. Dia memberitahuku sebuah kabar baik tentang perjalanan wisata ke Langkat. ini. Tentu saja aku sempat berpikir apakah aku akan ikut atau tidak, tapi seperti yang kubilang tadi bahwa ini adalah rejeki dari Tuhan yang tidak boleh aku lewatkan. Akupun akhirnya ikut bergabung dalam perjalanan wisata ini.

Dalam kegiatan ini kita akan melakukan perjalanan wisata selama 3 hari 4 malam di dua tempat, yaitu Tangkahan dan Bukit Lawang. Jadi disini aku akan menjelaskan kisah perjalanan wisataku bersama para rombongan, tim panitia acara dan tim dari Disbudparsumut, yang mana tulisanku kali ini aku akan bagi dalam beberapa bagian, karna ini akan sangat panjang. Untuk itu, aku akan mulai menceritakan perjalananku dari hari pertama.

#Day 1 – Menikmati Wisata Religi di Kabupaten Langkat

Dimulai dari hari pertama, sempat lupa tadi bahwa sebenarnya sahabatku Me dan pacarnya yang kupanggil dengan sebutan Bang Vic juga ikut dalam trip perjalanan ini. Kami bertiga beserta dengan para rombongan dan Tim Disbudparsumut berkumpul di satu titik yaitu di Merdeka Walk pada jam 7.30 pagi. Malam sebelumnya, kami sudah diberikan rundown acara selama perjalanan ini oleh tim panitia (jadi sesuai arahan kami berkumpul disana). Disini aku bertemu dengan yang lainnya, jujur aja tidak ada satupun yang kukenal selain Me dan Bang Vic. Walaupun ada salah satu panitia dari Tim Disbudparsumut yang aku tahu (disini aku sebut saja panggilannya Bang Af) tapi hanya tau-tau begitu saja. Pada saat itu, aku masih sendiri karna Me dan Bg Vic belum sampai dilokasi, jadi aku hanya terdiam berdiri sambil menikmati Vanilla Latte hangat yang kubawa dari rumahku.

Setelah 10 menit aku menunggu barulah Me dan Bang Vic tiba dilokasi, Alhamdulilah hatiku berkata. Kami bertiga akhirnya bertemu dan supaya tidak kelamaan kami langsung menaiki mobil yang akan membawa kami dalam perjalanan ini. Pada saat itu, rombongan yang ikut cukup banyak jadi ada sekitar 5 atau 7 mobil (sebenarnya lupa tapi kira-kira segitulah). Aku, Me dan Bang Vic menaiki mobil nomor 3. Pada saat didalam mobil, salah satu panitia acaranya yang dipanggil dengan sebutan Bang Shan ini mulai melakukan absensi peserta satu persatu dan setelah selesai, kami dibagikan satu plastic pouch untuk satu orang yang isinya ada masker dan hand sanitizer. Tidak berapa lama sekitar jam 9 kami pun mulai meninggalkan Merdeka Walk menuju kabupaten Langkat.

Perjalanan didalam mobil cukup menyenangkan apalagi jika sudah bersama sahabatku Me dan pacarnya Bang Vic. Sebenarnya aku dan Me sudah bersahabat cukup lama lebih kurang ada sekitar 7 tahun. Dulu kami sering melakukan perjalanan jauh seperti ini pada saat dikomunitas kami sebelumnya, makanya aku sempat merasa ternostalgia dan teringat-ingat kenangan kami dulu bersama teman komunitas lainnya. Aku, Me dan Bang Vic menghabiskan waktu dengan mengobrol didalam mobil. Taulah ya kalau namanya uda ngobrol-ngobrol itu pasti waktunya kayak gak kerasa gitu. Dan benar, tiba-tiba kita sudah sampai aja di destinasi wisata yang pertama yaitu Masjid Azizi Langkat.

  • Masjid Azizi Langkat

Akhirnya kami sampai didestinasi wisata yang pertama yaitu Masjid Azizi. Kami dan para rombongan berkumpul didepan pintu masuk Masjid Azizi. Salah satu panitia acara yang tadi kusebut panggilannya Bang Shan ini menjelaskan kepada kami informasi mengenai salah satu peninggalan kebudayaan Sumatera Utara ini. Buat yang belum tau, jadi Masjid Azizi ini letaknya ada di kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Masjid ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Langkat dan katanya nih dulu Masjid ini dijadikan sebagai tempat pengadilan dimasa lalu. Nah pada saat Bang Shan menjelaskan, aku memerhatikan bentuk bangunan Mesjid ini dari luar. Tampak diatas bangunan ini ada beberapa orang yang sedang membersihkan bagian atas Masjid ini. Pada saat kami berkunjung, ternyata tempat ini sedang direvitalisasi. Singkat cerita, setelah kami mendengarkan penjelasan dari Bang Shan, kami dipersilahkan untuk menjelajahi bangunan ini. Widih! berasa excited gitu. Gak sabar buat pengen masuk kedalam untuk melihat-lihat isi dari Masjid Azizi ini. Tapi sayangnya pada saat aku sudah menginjakan kaki dihalaman Masjid ini, salah seorang penjaga Masjid itu mendatangiku dan memberitahuku bahwa untuk memasuki masjid itu wajib berbusana Muslim. Seketika aku terdiam dan ‘oaleh!’. Aku pun keluar, dan hanya bisa melihat Masjid yang indah ini dari luar bangunan saja.

Yahhh bukan Farina namanya kalau cepat putus asa, jadi walaupun aku berada diluar Masjid aja nih tapi aku tetap bisa mengambil beberapa gambar yang ada disekitaran Masjid. Teman-teman bisa lihat gambar-gambar yang kuambil dibawah ini. (Note : Diingatkan bahwa siapapun pengunjung yang ingin datang ke Masjid Azizi harus berpakaian Muslim ya, minimal untuk wanita harus menggunakan jilbab).

Bangunan Masjid Azizi Bercorak Timur Tengah dan India

Jika teman-teman perhatikan, secara arsitektur bangunan ini tampak seperti bangunan khas Timur Tengah. Sejujurnya pada saat aku menulis ini, aku sempat mencari informasi lebih di beberapa sumber mengenai Masjid Azizi. Jadi dulunya, bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Masjid Azizi ini diresmikan oleh Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah. Pada saat itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan peringatan perubahan Kerajaan menjadi kesultanan Langkat pada tanggal 12 Rabiul Awal 1320H (13 Juni 1902 M) menghabiskan dana sekitar 200,000 Ringgit, dan dinamai masjid Azizi sesuai dengan nama Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah. Kalau bicara sejarahnya akan sangat panjang jadi cukup garis besarnya saja ya, hehe.

Terdapat Stand Minuman Jeruk Peras Di Halaman Masjid Azizi, Cocok Untuk Pengunjung yang Haus

Sebenarnya didalam Masjid Azizi ini terdapat makam, tapi karna aku tidak bisa masuk jadi aku tidak dapat mengambil gambarnya. Namun, disebelah Masjid ini ternyata juga ada makam yang dinamakan Makam Pahlawan Nasional T. Amir Hamzah. Aku sempat mengambil beberapa gambar, teman-teman bisa lihat dibawah.

Nah, setelah beberapa jam aku dan rombongan lain menelusuri Masjid Azizi ini. Kami pun berkumpul dan mengambil foto bersama. Setelah itu kami kembali kedalam mobil masing-masing dan melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata religi selanjutnya, yaitu Desa Besilam.

  • Desa Besilam

Desa Besilam merupakan sebuah perkampungan yang ada di daerah Kabupaten Langkat, Kecamatan Padang Tualang. Nah, menurutku pribadi tempat ini cukup tenang walaupun pada saat itu benar-benar terik sekali harinya. Kami para rombongan bersiap-siap untuk masuk kedalam sebuah Masjid yang bangunannya tampak seperti rumah panggung. Untungnya, kali ini tidak seperti sebelumnya. Sahabatku Me meminjamkan jilbabnya kepadaku buat menutupi rambutku sehingga aku bisa masuk ke Mesjid Besilam ini. Yap, teman-teman bisa lihat bahwa untuk memasuki Masjid ini kita harus menaiki tangga keatas, tetapi sebelum itu pastikan untuk berpakaian tertutup dan alas kaki harus dilepas.

Tampak Depan Masjid Besilam yang Bentuknya Seperti Rumah Panggung
Tangga Menuju ke Ruangan Mesjid Besilam

Pada saat memasuki ruangan, kita bisa melihat beberapa foto Ulama yang terpajang di dinding ruangan serta gambar lukisan Desa Besilam dan Denah Sejarah Islam. Disini aku mengambil beberapa gambar suasana yang ada didalam ruangan tersebut. Nah, teman-teman disini ada satu sudut ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang, dan itu letaknya ada di sebelah kanan pintu masuk ruangan Masjid ini.

Setelah mengambil beberapa gambar, tidak cukup lama aku memperhatikan apa yang ada didalam ruangan ini selain foto para Ulama, lukisan serta jam dinding antik yang ada didekat pintu masuk dan satu lagi, interior kayu yag ada didalam ruangan. Tapi objek wisata di desa Besilam bukan hanya Masjid ini saja, melainkan perkampungannya sendiri. Untuk itu aku turun kebawah lagi dan mencoba menjelajah sekitar Masjid tersebut.

Suasana perkampungan itu terasa tenang, untuk itu aku mencoba melihat-lihat apa yang ada disekitaran Masjid. Didepan Masjid tersebut terdapat beberapa toko yang menjual oleh-oleh perlengkapan Muslim mulai dari pakaian Muslim, Tasbih, Sarung, Peci, dan jajanan atau makanan oleh-oleh. Jadi buat teman-teman yang mengunjungi ke Desa Besilam yang ingin membeli oleh-oleh, didepan Masjid Besilam ada beberapa toko oleh-oleh yang bisa kamu datangi.

Selanjutnya, selain Masjid Besilam yang tadi kumasuki ternyata disebelahnya ada Masjid satu lagi. Bedanya, masjid yang satu ini lumayan besar dan terdapat kubah diatasnya serta ada makam disamping Masjid. Pada saat tersadar, aku sempat bingung kok bisa ada dua Masjid berdiri bersebelahan. Jadi akupun mengambil gambar Masjid tersebut (maaf aku tidak tau apa nama masjid ini, maafkan saya teman-teman saya lupa bertanya).

Satu Masjid yang Berdiri didekat Masjid Besilam

Nah, kira-kira begitulah yang kurasakan pada saat di Desa Besilam. Desanya tidak terlalu besar tapi cukup tenang dan terasa ‘damai’. Sehabis kami menjelajahi Desa Besilam kami para rombongan dan tim panitia pun mengambil foto bersama. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Tangkahan yang akan aku ceritakan ditulisanku selanjutnya.

Baiklah, sampai disini dulu ceritaku tentang perjalanan wisata religi di kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Semoga tulisanku ini bisa menjadi informasi yang berguna dan menghibur buat teman-teman semua yang membacanya. Untuk itu, jika ada kekurangan atau ingin memberikan masukan silahkan tulis dikolom komentar ya. Sekian, Terimakasih dan Sampai Jumpa di kisah perjalananku selanjutnya, bye!

Terimakasih buat para panitia acara dan Tim Disbudparsumut yang sudah memberikan kesempatan buatku untuk ikut perjalanan yang luar biasa ini. Terimakasih sekali lagi.

Penulis : BlackRose | Gambar :BlackRose
Instagram : https://www.instagram.com/__blackrose__10/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s