Apa yang pertama kali terbesit dalam pikiran kamu saat mendengar kata ‘Tangkahan’? penangkaran gajah? hidden paradise? tempat pemandian? wisata arung jeram? hmmm…

Mungkin sebagian teman-teman disini ada yang sudah tau tentang Tangkahan? namun, yang belum tau, mungkin ada baiknya teman-teman bisa membaca tulisanku yang berjudul Pesona Wisata di Tangkahan Hari Kedua. Karna sebelumnya aku sudah pernah menuliskan tentang pengalamanku mengunjungi Tangkahan bersama Tim Disbudparsumut dan teman-teman lainnya.

Baca Juga : Pesona Wisata di Tangkahan Hari Kedua

Balik lagi, jadi di tahun ini lagi-lagi aku mendapatkan kesempatan untuk diajak famtrip bareng Disbudparsumut untuk menjelajahi Tangkahan (lagi). Suatu kesempatan besar bagiku dan aku juga merasa bersyukur karna aku diberikan kesempatan besar itu (lagi).

Sudah lama sekali aku tidak menemui teman-temanku (para gajah maksudnya, hehehe). Berbeda dari tahun lalu, kali ini Tangkahan sudah mulai ramai dan sudah terlihat para turis berkunjung ke tempat ini.

Disini aku tidak ingin lagi menjelaskan tentang penangkaran gajah karena aku sudah menulis itu pada saat tahun lalu. Namun, ada hal menarik yang membuatku ingin bercerita kembali saat aku berada di Tangkahan (tahun ini).

Jadi, saat aku berjalan dari penginapan menuju penangkaran gajah, aku mengunjungi sebuah toko souvenir yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk menuju penangkaran gajah. Jujur sebenarnya tahun lalu aku pernah singgah ke toko ini, dan ya… hanya singgah. Tapi, kali ini apa yang membuatku begitu tertarik dengan toko souvenir ini?!

Jawabannya bookmark. Ya, bookmark, kenapa? karena hobiku yang senang membaca buku serta aku juga suka mengumpulkan bookmark atau pembatas buku.

Beda dari bookmark biasanya. Bookmark yang kutemukan di toko souvenir ini terbuat dari kayu, diukir menggunakan pisau dan diwarnai menggunakan kemiri.

Tertarik dong pastinya. Toh juga aku memang ingin sekali beli cinderamata saat di Tangkahan. Harga satuannya dibanderol 50.000. Jadi karena aku gak pegang uang cash yang banyak, aku hanya cukup beli satu saja. Yang ada gambar dua gajah Tangkahan, satunya bernama Sari dan satunya Agustin.

Pengelola toko itu menjelaskan bahwa souvenir yang dijual dibuat  dari bahan alami dan daur ulang. Contohnya seperti dompet yang terbuat dari bungkus sachet kopi, kalung yang terbuat dari getah, mug dari kayu, cincin dan gelang terbuat dari serabut.

Dan ada juga yang gak kalah menarik, apa itu? kertas yang terbuat dari sari kotoran gajah. Ya, benar. Jadi si pengelola toko menjelaskan bahwa kertas tersebut bisa dijadikan bahan kerajinan tangan. Seperti bunga yang ada pada gambar bawah ini.

Luar biasa ! Apapun bisa dikreasikan untuk menjadi sesuatu yang unik, indah, dan berguna, namun tak terbuang. Pikirku hal-hal seperti inilah (toko souvenir) yang harusnya dinaikkan, karna bisa menjadi daya tarik buat para wisatawan yang berkunjung ke Tangkahan.

Baiklah, hanya itu saja yang bisa aku ceritakan tentang apa yang menurutku unik dan bisa menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Tangkahan. Semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat dan menghibur teman-teman semua.

Sebelum menutupi tulisanku, disini aku mau mengucapkan terimakasih banyak kepada Disbudparsumut karna sudah memberikan aku kesempatan untuk mengikuti perjalanan wisata ke Langkat. Aku harap pariwisata Sumatera Utara terus bertumbuh dan makin berjaya. Sobatdisbudparsumut, jangan lupa untuk berwisata #disumutaja

Sekian dan terimakasih.

Penulis : Farina Tjahaja a.k.a BlackRose